Rhizopus
oryzae
A.
Klasifikasi
Kingdom
: Fungi
Divisio : Zygomycota
Class
: Zygomycetes
Ordo
: Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus
: Rhizopus
Species :
Rhizopus
oryzae
B.
Ciri-ciri
Morfologi
Rhizopus oryzae (Soetrisno,1996) memiliki
ciri-ciri morfologi sebagai berikut :
·
Habitat
di darat sebagai saprofit.
·
Koloni
berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu.
·
Dinding
sel tersusun dari zat kitin.
·
Tubuhnya
berupa hifa yang bercabang-cabang, tidak bersekat (senositik) dan membentuk
miselium.
·
Mempunyai
tiga jenis hifa, yaitu stolon (hifa yang menjalar di permukaan substrat),
rhizoid ( hifa yang menembus ke dalam substrat) dan sporangiofor (hifa yang
menjulang ke atas dan membentuk sporangium)
·
Stolon
halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna
hingga kuning kecoklatan.
·
Sporangiofora
tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok
(hingga 5 sporangiofora).
·
Rhizoid
tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora
sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri
pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak.
·
Kolumela
oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar.
·
Spora bulat, oval atau berbentuk elips
atau silinder.
·
Mempunyai hifa tidak bersekat (senositik), berbentuk
menyerupai kecambah, dan dominant seperti permen lollipop.
·
Pembentukan sporanya terjadi pada sporangium.
C. Pertumbuhan
Rhizopus oryzae merupakan jamur yang
sering digunakan dalam pembuatan tempe (Soetrisno, 1996). Jamur ini aman
dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat
(Purwoko dan Pamudyanti, 2004). Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai
lemak kompleks (saprotof) menjadi trigliserida dan asam amino (Septiani, 2004).
Selain itu jamur ini juga mampu menghasilkan protease (Margiono, 1992).
Menurut
Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus oryzae tumbuh baik pada kisaran pH
3,4-6. Pada penelitian, semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin
meningkat sampai pH 8,4, sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang
sesuai untuk pertumbuhan jamur.
Secara
umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air
untuk jamur lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air,
jumlah nutrien dalam bahan juga dibutuhkan oleh jamur. Suhu optimal untuk pertumbuhan jamur
ini adalah 35°C, minimal 5-7°C dan maksimal 44°C. Berdasarkan asam laktat yang
dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba heterofermentatif (Kuswanto dan
Slamet, 1989).
D.
Reproduksi
Reproduksi pada Rhizopus oryzae :
1.
Secara
aseksual, yaitu dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium dengan
cara membentuk sporangium
yang di dalamnya terdapat sporangiospora.
Tahapan reproduksi aseksual pada Rhizopus
oryzae :
a. Ujung
hifa membentuk gelembung sporangium (kotak spora) yang menghasilkan spora.
b. Bila spora jatuh di
tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa
baru.
c. Hifa bercabang – cabang
membentuk miselium.
d. Sporangium menghasilkan
spora baru.
2.
Secara
seksual, yaitu dengan konjugasi.
Tahapan konjugasi pada Rhizopus oryzae sebagai berikut :
a.
Fusi hifa (+) dan hifa (-) membentuk progametangium.
b.
Progamentangium akan membentuk gametangium. yang terdapat banyak inti haploid (n)
c.
Setelah terbentuk gametangium, akan terjadi penyatuan plasma
yang disebut plasmogami (gametangium positif (+) bersinggungan dengan
gametangium negatif (-))
d.
Hasil peleburan plasma akan membentuk cigit yang kemudian
tumbuh menjadi zigospora diploid (2n)
e.
Zigospora yang telah tumbuh akan melakukan penyatuan inti
yang disebut kariogami dan akhirnya berkembang menjadi sporangium kecambah.
f.
Di dalam sporangium kecambah setelah meiosis akan terbentuk
spora haploid (+) dan spora haploid (-).
g.
Jika spora haploid keluar jatuh di tempat yang
cocok maka akan menjadi hifa baru yang masing-masing akan tumbuh menjadi hifa (+) dan hifa
(-).
E. Manfaat
Dalam Kehidupan Sehari-hari
Manfaat Rhizopus
oryzae dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut :
a. Dapat membantu dalam proses fermentasi pembuatan tempe (Soetrisno,
1996).
b. Mampu menghasilkan asam laktat (Purwoko dan Pamudyanti, 2004).
c. Mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks (saprotof) menjadi
trigliserida dan asam amino (Septiani, 2004).
d. Mampu menghasilkan protease (Margiono, 1992).
Naranong. N
dan Poochareon.D. 2001. Produksi L-Asam Laktat dari Baku Singkong
Pati
oleh Rhizopus oryzae NRRL 395. Kasetsart J. (Nat Sci..) 35:
164-170
Abe
A, Sone T, Sujaya IN, Saito K, Oda Y, et al. rDNA urutan ITS Rhizopus oryzae: aplikasi untuk klasifikasi
dan identifikasi produsen asam laktat. Bioscience, Bioteknologi,
dan Biokimia. 2003; 67: 1725-1731. [ PubMed ]
Kito
H, Abe A, Sujaya IN, Oda Y, Asano K, et al. Karakterisasi molekuler
dari hubungan antaraAmylomyces rouxii, Rhizopus oryzae, dan Rhizopus
delemar. Bioscience Bioteknologi
Biokimia. 2009; 73:861-864. [ PubMed ]
Oda
Y, Yajima Y, Kinoshita M, Ohnishi M. Perbedaan Rhizopus oryzae strain dalam sintesis asam
organik dan komposisi asam lemak. Mikrobiologi Makanan. 2003; 20: 371-375.
Ogawa
Y, Tokumasu S, Tubaki K. Sebuah habitat asli cetakan tempe. Mycoscience. 2004; 45: 271-276.
Saito
K, Saito A, Ohnishi M, Oda Y. keragaman genetik di Rhizopus strain oryzae seperti diungkapkan oleh
urutan gen dehidrogenase laktat. Archives of Microbiology. 2004; 182: 30[ PubMed ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar