Sabtu, 14 Januari 2017

Rhizopus oryzae



Rhizopus oryzae




                                                      

A.    Klasifikasi

Kingdom  :   Fungi
Divisio             :   Zygomycota 
Class                :   Zygomycetes
Ordo                :   Mucorales
Familia            :   Mucoraceae
Genus              :   Rhizopus
Species            :   Rhizopus oryzae

B.     Ciri-ciri Morfologi

Rhizopus oryzae (Soetrisno,1996) memiliki ciri-ciri morfologi sebagai berikut :
·      Habitat di darat sebagai saprofit.
·      Koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu.
·      Dinding sel tersusun dari zat kitin.
·      Tubuhnya berupa hifa yang bercabang-cabang, tidak bersekat (senositik) dan membentuk miselium.
·      Mempunyai tiga jenis hifa, yaitu stolon (hifa yang menjalar di permukaan substrat), rhizoid ( hifa yang menembus ke dalam substrat) dan sporangiofor (hifa yang menjulang ke atas dan membentuk sporangium)
·      Stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna  hingga kuning kecoklatan.
·      Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora).
·      Rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah masak.
·      Kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar.
·       Spora bulat, oval atau berbentuk elips atau  silinder.
·      Mempunyai hifa tidak bersekat (senositik), berbentuk menyerupai kecambah, dan dominant seperti permen lollipop.
·      Pembentukan sporanya terjadi pada sporangium.

C.    Pertumbuhan

Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe (Soetrisno, 1996). Jamur ini aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat (Purwoko dan Pamudyanti, 2004). Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks (saprotof) menjadi trigliserida dan asam amino (Septiani, 2004). Selain itu jamur ini juga mampu menghasilkan protease (Margiono, 1992).
Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus oryzae tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian, semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH 8,4, sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur.
Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air untuk jamur lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air, jumlah nutrien dalam bahan juga dibutuhkan oleh jamur. Suhu optimal untuk pertumbuhan jamur ini adalah 35°C, minimal 5-7°C dan maksimal 44°C. Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba heterofermentatif (Kuswanto dan Slamet, 1989).




D.    Reproduksi


Reproduksi pada Rhizopus oryzae :
1.      Secara aseksual, yaitu dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium dengan cara membentuk sporangium yang di dalamnya terdapat sporangiospora.
Tahapan reproduksi aseksual pada Rhizopus oryzae :
a.      Ujung hifa membentuk gelembung sporangium (kotak spora) yang menghasilkan spora.
b.      Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru.
c.       Hifa bercabang – cabang membentuk miselium.
d.      Sporangium menghasilkan spora baru.

2.      Secara seksual, yaitu dengan konjugasi.
Tahapan konjugasi pada Rhizopus oryzae sebagai berikut :
a.       Fusi hifa (+) dan hifa (-) membentuk progametangium.
b.      Progamentangium akan membentuk gametangium. yang terdapat banyak inti    haploid (n)                                        
c.       Setelah terbentuk gametangium, akan terjadi penyatuan plasma yang disebut plasmogami (gametangium positif (+) bersinggungan dengan gametangium        negatif (-))
d.      Hasil peleburan plasma akan membentuk cigit yang kemudian tumbuh menjadi zigospora diploid (2n)
e.       Zigospora yang telah tumbuh akan melakukan penyatuan inti yang disebut kariogami dan akhirnya berkembang menjadi sporangium kecambah.
f.       Di dalam sporangium kecambah setelah meiosis akan terbentuk spora haploid (+)  dan spora haploid (-).
g.      Jika spora haploid keluar jatuh di tempat yang cocok maka akan menjadi hifa baru yang masing-masing akan tumbuh menjadi hifa (+) dan hifa (-).

E.     Manfaat Dalam Kehidupan Sehari-hari

Manfaat Rhizopus oryzae dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut :
a.       Dapat membantu dalam proses fermentasi pembuatan tempe (Soetrisno, 1996).
b.      Mampu menghasilkan asam laktat (Purwoko dan Pamudyanti, 2004).
c.       Mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks (saprotof) menjadi trigliserida dan asam amino (Septiani, 2004).
d.      Mampu menghasilkan protease (Margiono, 1992).



F.     Referensi
Naranong. N dan Poochareon.D. 2001. Produksi L-Asam Laktat dari Baku Singkong
Pati oleh Rhizopus oryzae NRRL 395. Kasetsart J. (Nat Sci..) 35: 164-170
Abe A, Sone T, Sujaya IN, Saito K, Oda Y, et al. rDNA urutan ITS Rhizopus oryzae: aplikasi untuk klasifikasi dan identifikasi produsen asam laktat. Bioscience, Bioteknologi, dan Biokimia. 2003; 67: 1725-1731. [ PubMed ]
Kito H, Abe A, Sujaya IN, Oda Y, Asano K, et al. Karakterisasi molekuler dari hubungan antaraAmylomyces rouxii, Rhizopus oryzae, dan Rhizopus delemar. Bioscience Bioteknologi Biokimia. 2009; 73:861-864. [ PubMed ] 
Oda Y, Yajima Y, Kinoshita M, Ohnishi M. Perbedaan Rhizopus oryzae strain dalam sintesis asam organik dan komposisi asam lemak. Mikrobiologi Makanan. 2003; 20: 371-375.
Ogawa Y, Tokumasu S, Tubaki K. Sebuah habitat asli cetakan tempe. Mycoscience. 2004; 45: 271-276.
Saito K, Saito A, Ohnishi M, Oda Y. keragaman genetik di Rhizopus strain oryzae seperti diungkapkan oleh urutan gen dehidrogenase laktat. Archives of Microbiology. 2004; 182: 30[ PubMed ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar